Social media interactions are more widespread in the digital world than conventional social interactions that take place physically and are limited to small groups of people. Although various social media applications have made people’s lives easier, on the other hand, they also cause users to engage in interactions that are free to violate boundaries, resulting in negative phenomena and harming other users. Religion should play an important role in digital social interactions on social media, just as it does in conventional social interactions. Prophet Muhammad SAW is the best example for social media interaction. This paper examines the problem of social media misconduct and presents a general guide to digital interaction, especially in the use of social media, with reference to several hadiths with the theme of Prophetic communication as the main reference. This research involves qualitative data through literature review by examining research documents and reports related to social media. Thematic analysis or mawḍū‘ī is done by collecting some selected hadith that have the theme of communication. The general guide for social media interaction that was developed is not only focused on worldly factors and implications, but also has a spiritual dimension by referring to Prophetic communication and following religious recommendations that emphasize the concept of Hablu min al-Nas. It is hoped that this guide can be used for social media interactions that indirectly create a safe social networking environment.

Kemajuan teknologi masa kini yang menjadi pencetus kepada perkembangan media sosial baharu sekaligus telah mempengaruhi budaya dan kehidupan manusia seharian. Namun begitu, kemajuan yang baru ini turut melahirkan isu berkaitan penyalahgunaannya. Tanpa panduan Islam dan akhlak berkomunikasi, pelbagai bentuk pelanggaran telah berlaku. Umpamanya seperti pembulian siber, kebebasan bersuara tanpa batas, pengantunan siber dan penyebaran maklumat palsu. Sehubungan dengan itu, kajian ini akan membincangkan tentang isu-isu berkaitan penyalahgunaan media sosial baharu dan panduan dalam menanganinya. Bagi mencapai objektif tersebut, kajian kualitatif ini menggunakan pendekatan kepustakaan sepenuhnya dengan mengumpul dan menganalisis isu berkaitan dengan media sosial sama ada dari artikel jurnal, laporan akhbar dan laman sesawang. Hasil kajian mendapati wujud pelbagai isu atau kes berkaitan penyalahgunaan media sosial baharu dilaporkan dan secara asasnya pengguna media sosial perlu mengamalkan akhlak Islam dalam berinteraksi di media sosial baharu agar ekosistem kesolehan digital dapat direalisasikan

Kecanggihan teknologi telah menggalakkan penggunaan media sosial dalam kalangan masyarakat dan berpotensi menjadi medium utama penyaluran maklumat menggantikan media massa. Media sosial juga berperanan menghubungkan pengguna agar memudahkan mereka saling berinteraksi walaupun berada di kejauhan. Namun, sistem media sosial yang bebas dan luas turut membuka lembaran kefasadan penyalahgunaannya serta menyebabkan berlakunya masalah interaksi sosial di ruangan maya tersebut. Ini dibuktikan melalui penemuan banyak kajian mengenai salah laku interaksi sosial di media sosial. Makalah ini cuba mengenal pasti pola sejumlah kajian-kajian lepas mengenai salah laku interaksi sosial di media sosial dengan mengaplikasikan metode Systematic Literature Review (SLR). Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua kajian sedia ada dengan bidang topik fenomena salah laku interaksi sosial di media sosial. Melalui metode ini juga, dapat dilakukan proses identifikasi dan penilaian artikel secara sistematik dengan mengikut proses yang telah ditentukan. Hasil kajian mendapati bahawa terdapat beberapa isu utama masalah salah laku interaksi sosial di media sosial yang telah dijadikan topik kajian seperti buli siber, penipuan siber, penyebaran berita palsu dan pengantunan seksual. Manakala terdapat beberapa bentuk idea pencegahan masalah salah laku media sosial seperti pelaksanaan undang-undang, pendidikan serta penerapan nilai etika dan akhlak.