The purpose of the philanthropic practices in Islamic tradition is not only about Islamic ethics and fiqh, but to enhance the efficiency of welfare distribution and development of the ummah, including the community intelligence. This paper reports the current status of the philanthropic practices that have been utilised in the astronomy field and their effects in buttressing the advancement of Islamic astronomy (falak syar’ie), astronomy, and space science. This paper acts as a preliminary study as part of a bigger research therefore, it is limited to a review of philanthropic practices that have been and are being implemented in astronomy and the extent of their impact in this field. The inductive and deductive approaches were used in analyzing the research data obtained from the literature review. This paper found that philanthropy is a practical mechanism that could be applied in sustaining the development of astronomy and space science knowledge. In Malaysia, the practice of philanthropy from individuals funds in supporting the field of astronomy is seen as quite positive. Nonetheless, this practice is seen as less encouraging within the government, non-profits and corporations. Therefore, it would be great if philanthropic institutions along with strategic fund planning could be established. More structured fund management will lead to intelligible planning for the growth of the astronomy field in this country.

Salah satu objek yang terdapat di langit dan banyak kali disebut dalam hadis ialah bintang-bintang. Sungguhpun bintang-bintang sangat jauh, namun dalam kehidupan seharian, bintang-bintang amat dekat dengan manusia. Ini kerana kita biasa menggunakan istilah-istilah ‘bintang’ seperti ‘bintang hati’, ‘bintang popular’, ‘bintang filem’ dan sebagainya. Kebanyakan perkataan ‘bintang’ digunakan dengan makna majazi dan jarang digunakan dengan makna hakiki. Perkataan bintang juga seringkali digunakan untuk menunjukkan kepada kehebatan, ketinggian atau keutamaan. Dalam hadis Nabawi, terdapat beberapa kalimah yang boleh diterjemahkan sebagi bintang seperti al-Najm, al-Nujūm, al-Kawkab, al-Kawakib dan al-Thurayya. Dari segi tematik, lafaz yang merujuk kepada makna bintang itu dibincangkan oleh Rasulullah SAW dari pelbagai sudut samada ianya berkaitan dengan akidah, analogi atau kadangkala penggunaan tersebut mempunyai implikasi hukum yang tersendiri. Justeru itu, kertas kerja ini mengumpul dan menganalisis hadis-hadis Rasulullah SAW dalam Kutub Sittah berkaitan dengan bintang-bintang dari sudut makna dan tema. Dengan menggunakan metode kualitatif, kajian ini mendapati terdapat sejumlah hadis yang membincangkan tentang bintang-bintang dalam beberapa tema utama sama ada dalam bentuk maknanya secara hakiki atau secara majazi.